Sabtu, 26 Januari 2013

Heppy Trenggono: How to be Debt Free


Tulisan ini adalah resume dari seminar How to be debt free di Bandung pada tahun 2011. Seminar ini mengajari bagaimana caranya bebas hutang. Seminar ini adalah merupakan hasil pengalaman beliau dan juga hasil berguru ke mentor mentor bisnisnya di lua negeri.  Mas heppy sendiri  memang dulu pernah terlilit hutang hingga 62 miliar dan Alhamdulillah bisa terlepas  dan bahkan meloncat menjadi triliuner dalm waktu kurang lebih 5 tahun.  Beliau memberikan trik dan teknik melunasi hutang hutang yang cukup besar ini.  Selamat mempelajari materi busines yang luar biasa ini.
Secara Umum Hutang menurut IIBF (Indonesia Islamic Business Forum)  dibagi 2:
  1. Good debt; Hutang yang membuat kita lebih kaya dari sebelumnya. Digunakan sebagai leverage (daya ungkit)
  2. Bad debt; Hutang yang membuat kita miskin.  kita berhutang untuk keperluan yang tidak penting seperti keperluan rumah tangga dan gaya hidup. Rentenir untuk keperluan bisnis pun bisa masuk ini.  Investment debt yang sudah tidak dapat membiayai diri sendiri juga masuk kriteria ini. Bunga bank termasuk bad debt. Harus anda mengerti bahwa Bad DEBT IS SLAVERY..
Menurut pak Heppy , orang yahudi saja melarang menggunakan riba. Kenapa menggunakan ini.? Pelajari Undang Undang Syariah no 10.  Jika anda tahu sesengguhnya Bank syariah di wajibkan menanggung kerugian. Mungkin anda bertanya, jika saya kredit rumah gimana ya? Kalo ga kredit, lama punya nya donk?  Kredit Rumah, Selama syariah boleh saja, tetapi sepanjang bisa membayar diri sendiri it’s fine atau rasio kredit anda cukup untuk memenuhi kewajiban itu. misalnya Gaji anda 10 juta maka kemungkinan kemampuan yang pantas membayar kredit sebesar 2 juta. (ehmm salah dong ane he.he). Yang penting anda tahu bagaimana cara teknik bermainnya.
PAK HEPPY;  Tidak pernah menemukan orang yang sukses besar karena RIBA, (pun ada yang terlihat besar menggunakan riba, perusahaan ini masih bisa hidup karena adanya hutang riba itu)
Kapan seh kita boleh berhutang?
Menurut Mas Heppy, Kita boleh berhutang ketika busines sudah mulai growth (naik terus) , ketika bisnis sudah jalan dan terlihat prospeknya.  bukan saat start, pada saat start gunakanlah investor.  Dan Juga kita di anjurkan tidak berhutang saat agak menurun (setelah puncak kurva pertumbuhan bisnis yang akan menimbulkan panic financing). Bahanya ketika panic financing, Banyak orang nekat meneruskan pembayaran hutangdengan alasan menjaga integritas. Takut credit rate nya naik jadi call 3 atau lebih.  Sehingga akibatnya bisnis ambruk tidak bisa menutupi hutangnya.
Anjuran beliau  pak Heppy kita harus punya limit berapa angka yang sanggup kita bayar cicilan hutang itu.
Lalu apa saja yang harus kita lakukan untuk bisa melunasi hutang hutang bisnis kita?
  1. Pelajari Kesalahan kita; Hijrah,  Jauhi Riba. Biasanya pengusaha jatuh karena menggunakan mekasnisme leverage hutang bank menggunakan Riba/bunga. Mas Heppy sadar betul bahwa riba adalah larangan agama yang harus di hindari. Inilah yang menjadi titik balik perjuangan beliau.
  2. Apa Yang kita Bela, Agar kita di tolong ALLAH SWT dari hutang hutangkita, maka kita juga harus punya nilai-nilai yang jelas kita bela. Selain Beliau mengaskan perjuangan anti Riba, beliau juga mengaskan perjuangan hidupnya untuk membantu ummat dan bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan bangsa. Beliau juga sangat komitmen untuk menggerakan bangsa melalui Gerakan Beli Indonesia. Pembelaan nya terhadap kaum duafa juga sangat dintensifkan ketika terjepit hutang.
  3. Sungguh Sungguh dalam mengerjakan pekerjaan. (Man Jadda Wa Jadda)
  4.  Sungguh Sungguh berusaha dekat kepada ALLAH SWT.
  5. Sungguh sungguh dalam Ucapan
  6. Sungguh Sungguh yakin Bahwa Anda akan berhasil menyeselesaikan hutang.
  7. 80 %  Fokus membangun usaha, 20 % menangani masalah.
  8. Never take Personal Guarantee apapun bentuknya. Jika bank meminta jaminan rumah anda, padahal anda sudah menjaminkan tempat  usaha anda atau project anda. Karena inilah jahatnya kapitalis. Dia ingin mengunci kita ketika sulit sehingga kita lumpuh. Abdul latif pernah marah kepada bank mandiri ketika meminta jaminan rumah padahal nilai rumah kalimalangnya tidak seberapa dibanding hutang yang ditawarkan. Beliau marah karena tidak baiknya niat bank mandiri untuk menjepit diri dan keluarganya jika terjadi keadaan yang tidak baik didepan.
  9. Find Cosolidation. Temukan partner hutang yang bisa diajak bicara atau senada dengan anda.
  10. Metode Snow Balling. Metode ini dilakukan jika kita masih bisa membayar tetapi perusahaan sedang sulit.  Naikanlah Budget Cicilan anda ketika anda mampu. Mulai dari hutang hutang jangka pendek dulu, yang 2 tahun, 3 tahun terus hingga 10 tahu. Naikan cicilan anda 10 %. Jika 10 juta maka naikan jadi 11 juta  rupiah. Atau 20 %. Maka jangka waktu akan lebih cepat lagi, dari 15 tahun bisa menjadi 8 tahun. Hanya dengan menaikan jumlah pokoknya 10% anda sangat jauh cicilannya.
  11. Berbuat baiklah di saat sempit. Pak Heppy mensedekahkan uang 10 – 20 % uang yang diterima .  Sehingga ketika debt collector datang, pembela nya adalah warga sekitar yang simpati kepada beliau. Sedekah sangat membantu kita keluar dari kesulitan.
  12.  Cut Off. Ada bebeberapa jenis cut Off;  Hutang yang tadinya good debt  kemudian macet menjadi bad debt.  Hentikan bayar hutang anda dulu. Bisa jadi jika anda teruskan project lain yang akan dikerjakan terkena imbasnya.  Semua cabang bisnis yang jalan diteruskan, yang merugi di stop. Lechman brothers berhenti/menyatakan bankrut bukan karena ga punya uang. Tapi karena awareness nya tinggi. Anda harus punya strategi exit. Cut off butuh mentalitas. Hasjim Johyohadikusumo melakukan hal yang sama ketika 98. Bukan ngemplang hutang. Tetap harus dibayar tapi sementara fokus kepada pengembangan bisnis.
  13. Never take long term Credit with short term. Jangan Pernah ambil kredit  aset jangka panjang dengan jangka waktu yang pendek.
  14. Never take debt with many Creditor.  Jangan ambil hutang dengan banyak kreditor. Cukup satu Kreditor tapi dengan Jumlah Besar.Bahaya nya ketika  terjadi kemacetan anda akan pusing dengan banyak pihak dan menambah konsentrasi anda.
  15.  Hutang boleh tapi harus untuk yang penting saja.
  16. Lesson won”t change until we change ourshelves. Segalanya tidak akan berubah sampai kita merubah diri kita sendiri.
  17.  Jujur berhutang
  18. Selalu periksa apakah pinjaman Project bisa menutupi cicilan Bank?
  19. Debt collector.  Negosiasikan hutang, upayakan agar anda hanya membayar pokoknya saja. Pak heppy berhasil mengosiasikan hutang hingga bisa membayar hutangnya hampir setengahnya.
  20. Sholat subuh Berjamaah. Pa Heppy selalu berusaha sholat subuh berjamaah karena beliau Ingat barang siapa yang sholat subuh berjamaah akan dilindungi ALLAH SWT.
  21. Naikan Income bisnis, push down Simplicity. Naikan omset bisnis turunkan biaya biaya (baik bisnis maupun pribadi).
  22. Pilahlah pendapatan anda; Contoh Dari uang anda bagi menjadi: 10 % sedekah, Saving 10%, Family x %, Cicilan hutang  20% dll.
Saya sangat menganjurkan anda untuk mengikuti seminar how to be debt free yang diadakan oleh IIBF. Anda akan banyak mendapatkan penjelasan yang lebih detail dan lebih memuaskan.
“ciri ciri orang yang gampang terjerat hutang adalah ketika yang dibicarakannya hanya harta dan harta saja”.  Heppy trenggono.
source: http://alinorman.wordpress.com/2012/06/09/how-to-be-debt-free/

Mulanya Dililit Utang, Akhirnya Jadi Triliuner



Ada satu kata yang selalu beriringan dengan dunia bisnis: Utang. Ya, utang seolah menjadi suatu hal yang niscaya dalam dunia bisnis. Ada yang mengatakan bahwa berutang itu cerdas, berutang dalam bisnis itu bagus, bahkan ada yang sampai berani mengatakan bahwa berutang itu suatu kewajiban. Benarkah????? Apakah semua pengusaha sukses pasti berutang? Adakah contoh pengusaha yang sukses membangun bisnis tanpa utang?

Jika anda ingin berwirausaha, posisi manakah yang anda idamkan: (1) Sedikit uang Tidak punya utang; (2) Banyak uang dan Banyak utang; (3) Banyak Uang Sedikit utang. Ketiga hal di atas seringkali menghinggapi para pengusaha di Indonesia. Bahkan negara kita sendiri pun dibangun dengan basis utang, utangnya via rentenir pula (IMF dan World Bank). Lantas manakah yang harus dipilih? Menurut saya, Pilihan yang pertama cukup menenangkan untuk sementara. Pilihan yang kedua sangat tidak dianjurkan. Dan pilihan ketiga, cukup dianjurkan untuk meningkat kepada pilihan berikutnya: “Banyak uang tidak punya utang.”
Ya, utang memang selalu menjadi masalah, banyak yang bilang, jaman sekarang tidak mungkin berwirausaha tanpa berutang. Dan yang namanya utang, tidak mungkin jika tanpa bunga. So, berutang dengan bunga berapa persen pun tidak jadi masalah, asalkan kita bisa menyiasatinya, kalau perlu melakukan manipulasi terhadap lembaga keuangan sehingga kita tetap bisa kaya-raya walaupun banyak utang. Padahal, bagi  seorang pengusaha sejati, sukses berwirausaha tanpa meninggalkan banyak utang hendaklah menjadi visi utama. Bagaimana caranya? Di sinilah dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan inovasi.
Kenapa hampir setiap pengusaha harus selalu bergantung pada utang? Dan pada akhirnya banyak yang terjebak dalam lilitan utang? Hal demikian bisa terjadi karena dia tidak tahu, kapan harus  maju, kapan harus mundur, dan kapan harus istirahat. Emosi dan ambisi pribadinya lah yang menyebabkan seseorang berani berutang sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan kemampuannya, dan saat itu keyakinannya akan terus bertambah, bahwa membangun usaha tidak mungkin terjadi tanpa utang.  Utang pada akhirnya menjadi dewa, bahkan seolah menjadi kewajiban bagi para pengusaha. Banyak pengusaha tampil keren, perlente dengan pakaian dan kendaraan super mewah, walaupun utangnya lebih banyak dari harta kekayaannya.
Bagi saya, utang adalah masalah, utang adalah beban, dan utang bukanlah sumber kesuksesan. Bahkan sebaliknya, utang adalah suber kebangkrutan, utang adalah sumber kesengsaraan. Apalagi utang yang berbunga, selain menyengsarakan secara finansial, juga menyengsarakan secara spiritual. Islam menyebutnya dengan istilah Riba. Dan Allah berjanji akan “Membangkrutkan Riba dan Menumbuh suburkan sedekah.”
Jadi bagaimana menghadapinya? Bagaimana pula jika kita sudah terjebak dalam utang? Tentu saja, jika Anda sudah terjebak dalam utang, kuncinya hanya satu: BAYAR!. Jika belum berutang, masih banyak cara lain yang bisa dilakukan dalam membangun usaha tanpa utang. Tapi tidak punya modal untuk memulai usaha??  Maka lakukanlah utang yang baik, utang yang menentramkan, utang yang adil, utang yang sesuai syariah (jika anda beragama Islam).
Tidak punya modal, terpaksa harus berutang, atau terjebak dalam utang sering disebut sebagai masalah. Padahal “Masalah sejati adalah diri kita sendiri. Masalah yang muncul hanyalah tanda-tanda masalah”. Jadi penyelesaiannya, ubah dulu diri Anda sendiri, benahi dulu mental  Anda sendiri, perbaiki dulu kepribadian Anda sendiri, karena itulah masalah sesungguhnya dalam hidup Anda.
 
Ada sosok model teladan agar bisa lepas dari lilitan hutang ini dan sukses berbisnis tanpa hutang, dialah bapak Heppy Trenggono penggagas 'beli Indonesia'. Masih terbayang di benak saya  peristiwa tahun 2006 saat  ia mengikuti Public Training Kubik Leadership. Di hari ketiga, pada akhir sesi, ia dengan lantang mendeklarasikan, “Dalam waktu lima tahun saya akan punya bisnis dengan aset satu triliun!” Sebuah impian yang oleh sebagian orang dianggap mustahil, apalagi ketika itu ia sedang terlilit hutang Rp 62 miliar.
Heppy Trenggono, orang yang sedang saya ceritakan ini, mengawali bisnis besarnya di alat berat. Awalnya begitu bersinar.  Sayang, ekspansinya kebablasan sehingga ia terlilit hutang, 400-an karyawannya bubar dengan membawa aset perusahaan. Hartanya terkuras habis dan ia menanggung hutang Rp62 milyar lebih.
Kegagalan itu memberinya pelajaran yang berarti. Ia tinggalkan bisnis alat berat dan beralih ke agribisnis.
Dengan bendera Balimuda, lelaki kelahiran 20 April 1967 ini, kini mengelola 80 ribu hektar lahan dengan total investasi Rp 4 triliun, tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Hutangnyapun sudah tidak menjadi beban hidupnya. Lebih dari 3000 orang menjadi karyawannya.
Bisnis sahabat sekaligus guru saya ini semakin moncer. Di bawah bendera United Balimuda Corp  miliknya ia mengelola 12 perusahaan.
Dibalik sukses bisnisnya, kehidupan sosialnya pun luar biasa. Setiap pagi ia memberi sarapan kepada orang yang kurang mampu di sekitar rumahnya di Jl. Mampang, Jakarta Selatan. “Kita jangan sejahtera sendirian, kita harus mensejahterakan orang lain,” ucapnya suatu ketika.
Bukan hanya itu, pria asal Batang Jawa Tengah ini juga menunjukkan kepeduliannya terhadap kemajuan dan kemandirian bangsa dengan membentuk komunitas Indonesia Islamic Business Forum (IIBF). Melalui forum yang beranggotakan pengusaha dan calon pengusaha ini ia berbagi pengalaman sekaligus memberikan pendampingan bisnis. Setiap hari kantornya didatangi para pengusaha yang ingin konsultasi bisnis.
Aksi nyata lainnya ia tunjukkan dengan menggagas Gerakan Beli Indonesia, 27 Februari 2011. Melalui gerakan ini ia mendorong anak bangsa agar membeli produk bangsa sendiri. “Karakter bangsa harus dibangun dengan mental ini,” tegasnya.
Berwirausaha harus dilakukan secara sadar, tidak emosional, tidak juga “gila” . Kenapa karena“Seseorang yang secara tidak sadar  dalam membangun kekayaannya, maka dia sedang tidak sadar membangun kemiskinannya."ujarnya pula .
Saya bahagia bisa mengenal sosok Heppy Trenggono. Kekuatan mimpinya untuk memiliki usaha dengan aset Rp 1 triliun tanpa hutang tercapai, bahkan ia kini jauh melebihi impiannya.  Setelah sukses ia tak lupa untuk mengangkat harkat dan martabat orang lain dan bangsanya. Menurut saya, itulah kehidupan terbaiknya, kehidupan SuksesMulia…

 ditulis : Jamil Azzaini

KISAH : Heppy Trenggono, Ubah Keterpurukan Jadi Kesuksesan (Part 1)

Dalam belitan hutang Rp 62 miliar, Heppy Trenggono bukannya mengencangkan ikat pinggang, Ia justru membuat program berderma kepada sesama. Tak ayal keputusan ini menimbulkan perpecahan manajemen yang meruncing. Namun tanpa diduga, Ia akhirnya mampu melunasi hutang tersebut bahkan berhasil menghidupkan kembali usahanya yang sudah terpuruk.

Awalnya Heppy Trenggono adalah seorang profesional di bidang teknologi informasi (IT). Berbekal latar belakangnya tersebut, ia sempat menjadi salah satu karyawan di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta pada kurun 1992 dengan posisi yang cukup lumayan bagus.

Sebagai anak muda yang menyukai tantangan, Heppy merasa kariernya di dunia pertelevisian tersebut tidak bisa berkembang hingga ia pun mengambil keputusan yang berani yaitu berhenti dari pekerjaan dan memilih untuk berusaha sendiri.

Di tahun 1994, Heppy memulai usahanya di bidang jasa kontraktor kelapa sawit. Baginya bisnis ini bukanlah hal baru mengingat kakaknya juga berbisnis yang sama dan cukup sukses pada waktu itu sehingga ia pun semakin mantap menerjuni usaha tersebut .Bahkan sejak masih berstatus pegawai, ia sejatinya sudah merintis kecil-kecilan usaha kontraktor kelapa sawit ini meski tidak fokus mengerjakannya.

Perlahan tapi pasti usahanya berkembang hingga membuat Bank Niaga mau mengucurkan kredit untuk  keperluan ekspansi usaha.  Melalui kredit tersebut ia akhirnya bisa memiliki beberapa alat berat yang berguna demi mendukung roda usaha bisnisnya tesebut.

Sebuah badai pun mengancam perusahaannya di tahun 2004. Kala itu Bank Niaga menyatakan bahwa perusahaan kontraktor kelapa sawit ini pailit dan memiliki hutang sebesar Rp 63 miliar. Sejak saat itu kehidupannya pun berubah.

Demi menutup utang tersebut ia sempat berpikir untuk menjual semua aset usahanya hingga habis tidak tersisa. Namun tetap tidak sanggup untuk menutup semua hutang-hutang tersebut sampai lunas.

Dalam kondisi yang terpuruk, Heppy mencoba berpikir keras bagaimana caranya supaya terlepas dari belitan hutang yang besar tersebut. Selain itu ia pun tetap harus memikirkan masa depan dirinya dan keluarganya setelah bisnisnya bangkrut.

Akhirnya dengan tabungan sebesar Rp 1 miliar ia mencoba bertahan sambil tetap membayar cicilan hutang kepada bank. Namun dalam situasi sulit, Heppy malah membuat keputusan yang kontroversi di lingkungan perusahaannya tersebut. Ia justru menyisihkan tabungan itu untuk berderma kepada mereka yang lebih membutuhkan.

Alasannya adalah dengan dana Rp 1 miliar pun tetap tidak akan cukup untuk menutup hutang. Ia merasa dengan keputusan berderma tersebut dirinya akan mendapatkan pengalaman hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat. Hati menjadi lebih hidup dan terang karena memikirkan kepedulian terhadap sesama. Ia juga yakin dengan jalan ini maka pertolongan Tuhan akan segera hadir untuk menyelesaikan semua hutangnya itu.

Namun demikian, keputusan yang berisiko itu pada akhirnya menimbulkan konflik manajemen yang cukup panas hingga membuat beberapa orang memilih mengundurkan diri. Namun sekali lagi Heppy tetap tegar dan percaya bahwa jalan yang ditempuhnya ini benar dan lebih mendamaikan.

Seiring berjalannya waktu, Heppy mulai mencari-cari apa yang bisa dikembangkan demi masa depan tersebut. Ia pun mulai melihat bahwa satu-satunya jalan yang bisa membuat kehidupannya lebih baik adalah dengan menekuni usaha kelapa sawit. Pilihan untuk menekuni kelapa sawit tentu berdasarkan proses perenungan yang panjang dan matang serta kekuatan feeling sebagai seorang pebisnis.

Setidaknya ada tiga alasan kenapa ia harus menekuni bisnis kelapa sawit. Pertama karena sejak berbisnis jasa kontraktor ia secara langsung juga memahami seluk beluk industri kelapa sawit. Kedua adalah munculnya dorongan dari para kolega dan konsumennya agar terjun di industri tersebut sambil mencari investor yang mau mengembangkan bisnis kelapa sawit. Ketiga, dirinya sudah tidak bisa mengajukan kredit ke bank lain karena hutangnya belum lunas.

Berbekal pengalaman yang dimilikinya, Heppy lantas memulai usaha barunya itu di tahun 2006. Ia pun berhasil menggandeng  beberapa investor untuk bekerja sama membuat proyek-proyek kelapa sawit.

Sejak saat itu usahanya kian bertambah pesat. Bahkan usaha kontraktornya yang bangkrut berhasil dihidupkan kembali. Ia juga mengakuisisi perusahaan sebagai bagian dari strategi ekspansi usaha. Dengan aksi itu, Heppy menjual kembali sebagian saham sehingga mendapatkan keuntungan. Dari bisnis kelapa sawit ini Heppy mulai melunasi semua hutangnya di bank

Sebenarnya apa yang menjadi kunci kesuksesan Heppy dalam membayar lunas hutangnya itu? Jawabnya adalah bukan pada kebijakan berbagi kepada sesama karena kebijakan itu hanyalah bagian kecil dari sebuah pemahaman baru yang didapat oleh Heppy dalam mengelola kehidupan barunya tersebut.

Sejatinya ia berhasil mengubah mindset untuk lebih mengikuti feelingnya dalam berbisnis ketimbang mengikuti pikiran dan nafsu berbisnisnya. Dengan mengikuti feelingnya itu ia akan mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perusahaan dan juga kehidupan agar lebih bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang. 

Keberhasilannya mengubah mindset tersebut membuat ia semakin peduli dengan para staffnya. Ia berusaha untuk membuat seseorang merasa nyaman dan tidak tertekan saat berinteraksi dengannya. Setelah berhasil membuat nyaman maka ia pun bisa mulai mengarahkan para staffnya untuk mencapai tujuan dan target perusahaan yang sudah ditetapkan.

Tidak berhenti sampai disitu, Heppy juga secara berkesinambungan terus menekankan betapa pentingnya tanggungjawab pekerjaan yang diemban oleh para staffnya tersebut. Ia pun selalu memberikan motivasi agar staffnya  itu mau melakukan pekerjaan dengan hati dan penuh kesadaran.

Dan sejak mengembangkan metode tersebut, Heppy turut pula merasakan dampak positif. Ia menjadi lebih percaya diri, lebih tenang dalam menjalani hidup, dan tidak panik serta kuatir saat menghadapi tantangan yang muncul di hadapan. Ia selalu yakin bahwa setiap persoalan selalu ada jalan keluar asalkan seseorang tetap berada dalam keimanannya kepada Tuhan.

Hal ini sangat berbanding terbalik manakala ia masih memimpin usaha kontraktornya itu. Kala itu ia mudah tersulut emosi, buru-buru dalam mengambil keputusan, mudah tersinggung dan marah bila berinteraksi dengan orang lain. Ia pun sering merasa kalau usahanya hanya segini-gini aja tidak merasakan suatu kemajuan yang berarti.
Selain berdampak positif bagi perubahan sikap pada diri seorang Heppy, ternyata juga menimbulkan efek positif bagi para staffnya. Mereka menjadi lebih terbuka satu sama lain bahkan terbuka dengan persoalan-persoalan keluarga.  Staff baru juga menjadi tidak merasa asing saat berada di lingkungan perusahaan dan lebih diterima sebagai bagian dari keluarga besar perusahaan.

Salah satu contohnya adalah pada saat salah seorang sopirnya harus pulang cepat, padahal saat itu Heppy memintanya untuk mengantar ke sebuah acara di malam hari. Dengan terus terang sang sopir berkata bahwa ia tidak bisa mengantarnya karena di rumah sedang ada pengajian dan mengumpulkan anak yatim. Heppy pun merasa tidak keberatan bahkan malah mengizinkan sopir tersebut untuk pulang kerumah lebih awal dari biasanya.

Saat ini Heppy kian mantap menjalani kehidupannya yang semakin damai dan terarah. Perlahan ia juga sedang membangun karakter para staffnya tersebut dalam konsep-konsep yang bisa diterima seperti kerja keras, cara menjual dan menghargai satu sama lain.

Ia juga sedang menyiapkan pemimpin-pemimpin di level bawah di perusahaan. Tidak hanya itu saja, Heppy juga mengembangkan sikap entrepreneurship kepada para staffnya dengan menekankan pada kehidupan spiritual yang matang sehingga mereka memiliki bekal yang cukup untuk dibawa pulang di akhirat kelak. (asm)